Nurbaiti

Kamis, 03 Maret 2016

12 kesalahan teknis SBMPTN dan SNMPTN yang bisa membuatmu gagal total.

djzovKamu tidak lulus SNMPTN dan harus ikut SBMPTN ya?

Tidak masalah dan tidak perlu berkecil hati. Kesempatan menikmati pendidikan tinggi masih terbuka melalui jalur kedua ini.
Memang, harus diakui, seleksi masuk PTN melalui SBMPTN menuntut lebih banyak pengorbanan. Selain harus tes tertulis dan keterampilan, peserta juga harus melakukan pendaftaran secara online dengan cermat.
Untuk memastikan kamu berhak mengikuti tes SBMPTN, kamu harus melakukan pendaftaran dengan cermat. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga kesempatanmu masuk PTN yang kamu tuju. Oleh karena itu, hindarilah 12 kesalahan fatal ini, yang bisa menghanguskan kesempatanmu.

1. Mendaftar Tanpa Baca Panduan Pendaftaran

Agar tidak terjadi kesalahan pada saat pendaftaran SBMPTN 2015, para peserta diingatkan untuk mendaftar seawal mungkin dan memahami betul petunjuk yang ada di laman SBMPTN. Seluruh panduan telah dipublikasikan panitia.
Mestinya, pertanyaan kepada call center tidak ditanyakan untuk hal-hal yang sudah dijelaskan. Tetapi hanya untuk kesulitan-kesulitan yang bersifat teknis.

2. Salah Pilih Universitas dan Prodi

Pilihan universitas menentukan tingkat persaingan yang akan dihadapi peserta. Jika cukup percaya diri dengan kemampuan, peserta disarankan memilih universitas dan program studi idaman. Namun jika kemampuan akademik saat tes dinilai kurang, peserta sebaiknya memilih universitas dan program studi dengan persaingan menengah atau rendah.
Selain itu, kesalahan memilih program studi sering terjadi, terutama oleh siswa yang belum mantap memilih program studi. Karena asih ragu-ragu, siswa memilih program studi yang tidak sesuai minatnya. Akibatnya, urutan program studi tidak disusun secara prioritas.

3. Tidak Harus Ujian di Kota Universitas Tujuan

Panitia Lokal (Panlok) SBMPTN 33 Bogor, Agus Setiana mengatakan, selama proses pendaftaran, salah satu kesalahan yang dilakukan peserta adalah memilih lokasi tes.
Ada peserta SBMPTN asal Padang asal Padang ingin kuliah di IPB dengan memilih salah lokasi ujian di Bogor.
“Ini salah, harusnya tidak perlu mendaftar ujian di Bogor kalau mau masuk IPB. Dia tetap bisa mengikuti ujian di Panlok yang ada di Sumatera Barat meskipun ia memilih IPB sebagai jurusannya,” katanya kepada Antara.

4. Tidak Akurat Saat Mengisi Data

Data yang diisikan dalam pendaftaran harus sama persis dengan data adminsitrasi yang siswa miliki. Ketidakakuratan data dapat membuat keikutsertaannya dalam SBMPTN digugurkan.
Tidak hanya saat pengisian data, calon peserta juga harus mengisi data lain dengan akurat. Data-data ini diperlukan universitas untuk menetapkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang sesuai dengan kemmapuan ekonomi keluarga peserta.

5. Upload Foto Tidak Formal

Panitia telah memberikan tutorial tipe foto yang layak diupload dalam pendaftaran. Foto yang baik adalah pasfoto formal dengan pakaian rapai. Peserta dianjurkan untuk menggunakan foto dengan seragam sekolah.
Ketika mengunggah foto, terdapat tool yang dapat digunakan untuk menggeser, memperkecil, dan memperbesar foto. Gunakan tool tersebut agar tampilan focus pada bagian dada hingga wajah sebagaimana pasfoto lainnya.

6. Datang Tes Tanpa Cek lLokasi

Tes dilaksanakan di berbagai kota. Tidak hanya di kampus, panitia seleksi juga menggunakan tempat-tempat lain seperti sekolah, GOR, dan aula untuk tempat tes.
Tempat-tempat itu, bagi peserta, sangat mungkin asing dan tidak dikenali. Oleh karena itu, peserta sebaiknya mengecek lokasi tes sehari sebelum dilakukan tes. Tidak hanya lokasi gedung tes, tetapi juga tempat duduk.
Kebingungan terhadap lokasi tes dapat menyebabkan peserta datang terlambat. Akibatnya, waktu yang seharusnya digunakan untuk mengerjakan soal justru digunakan untuk mencari tempat duduk.

7. Lupa Cetak Kartu Tanda Peserta

Pada bagian akhir proses pendaftaran, peserta harus mencetak kartu tanda peserta SNMPTN. Kartu ini juga harus dibawa ketika tes karena akan dicek oleh petugas penjaga. Jika diperlukan petugas penjaga ujian akan memastikan bahwa yang datang di lokasi adalah siswa, bukan joki sebagaimana pernah terjadi beberapa tahun silam.
Untuk itulah, kamu perlu ingat untuk mencetak dan membawa kartu tanda peserta ujian saat tes.

8. Mendaftar pada Menit-menit Terakhir

Meskipun didesain dengan kapasitas besar, tetap saja ada kemungkinan keruskan pada server SBMPTN. Ini terutama dapat terjadi jika traffic mencapai puncak menjelang penutupan. Mendaftar pada menit terakhir juga sangat berisiko jika terjadi gangguan jaringan internet.
Panitia menghimbau calon peserta untuk menghindari pendaftaran pada menit-menit terakhir.

9. Tidak Datang Ujian Keterampilan

Peserta SBMPTN yang memilih program studi seni dan olahraga harus menempuh dia tahap tes. Selain tes tertulis pada 9 Juni 2015, peserta juga diharuskan mengikuti tes keterampilan pada 10 dan atau 100 Juni.
Peserta diharapkan membawa peralatan uji keterampilan yang diperluukan. Untuk mahasiswa prodi music, misalnya, diharapkan membawa alat music yang akan digunakan. Peserta pilihan seni rupa diharuskan bawa alat menggambar. Adapun calon peserta prodi olahraga diharapkan membawa sepatu dan pakaian olahraga.

10. Cuma mengandalkan satu jalur tes doang.

Ini juga kesalahan klasik yang sering banget terjadi. Lo pernah denger gak peribahasa "Never put all your eggs in one basket"? Arti harafiahnya, jangan pernah lo naro semua telur dalam satu keranjang. Maksudnya nih, kalo aja lo membagi telur yang lo bawa di beberapa tempat, in case salah satu keranjang jatoh terus semua telurnya pada pecah, at least lo gak kehilangan semua telur yang lo punya.
Dalam konteks mau masuk kuliah ini, artinya lo jangan pernah mempertaruhkan segalanya hanya pada satu kesempatan doang. Hal yang paling sering kejadian adalah mereka yang bener-bener berharap sama SNMPTN (Undangan). Nih ya, perlu gua kasih tau kalo tiap tahun angkatan paastiii aja ada banyak banget siswa yang terlalu pede mentang-mentang nilai rapor-nya bagus dan bersekolah di SMA favorit, terus baru kaget waktu lihat hasil pengumuman bahwa dia gak diterima di jalur SNMPTN. Abis itu baru deh telat nyadar kalo SBMPTN tinggal bentar lagi dengan kondisi belum siap tempur. Akhirnya mereka yang ngandelin jalur Undangan malah gagal bersaing juga di SBMPTN & UM dari temen-temennya yang prestasinya di sekolah gak bagus-bagus amat,  tapi bener-bener nyiapin diri dengan mateng dari jauh-jauh hari buat menghadapi SBMPTN dan UM.

Selain cuma ngandelin SNMPTN, kesalahan umum lainnya adalah cuma ngandelin SBMPTN doang sebagai satu-satunya jalur tes masuk universitas doang. Nih ya, walaupun pada jalur SBMPTN terdapat 3 jatah pilihan jurusan & universitas, tapi tetap saja tesnya diselenggarakan pada moment yang sama. Artinya, tetep aja lo "put all of your eggs in one basket". Dari cerita-cerita yang gua denger dari kakak-kakak kelas angkatan lo, sering banget ada cerita "tragis" yang bikin mereka gagal tembus SBMPTN cuma gara-gara hal konyol yang bikin mereka gak maksimal pas waktu ujian SBMPTN. Dari mulai tingkat kecemasan/gugup/grogi yang berlebihan, lupa bawa alat tulis yang lengkap, telat dateng karena nyasar atau kejebak macet, malemnya insomnia sampe gak bisa tidur (mungkin karena kebiasaan begadang belajar jadi susah nyesuain supaya bisa bangun pagi pas hari-H SBMPTN), sampai ada cerita yang agak konyol (tapi tetep tragis) karena kebelet pengen boker pas lagi ujian jadi gak konsen ngerjain soalnya. Hahaha... ada-ada aja yaah!?


11: Belajar buat UN dulu, abis itu baru mikirin soal kuliah

Buat lo yang sekarang di kelas 12 SMA, kemungkinan besar topik yang lagi HOT dibicarakan di sekolah sekarang-sekarang ini adalah persiapan Ujian Nasional. Yak, hampir setiap tahun, ada-ada aja berita serem tentang siswa-siswa berprestasi yang gagal lulus UN sampai stress, depresi, bahkan ada beberapa kasus yang berakhir bunuh diri. Tentu hal ini bikin semua pihak was-was dari mulai guru, orangtua, dan pastinya lo sendiri juga kebawa jadi khawatir dan mulai mikirin gimana caranya supaya bisa lulus UN SMA dengan nilai yang memuaskan. Nah, terlepas dari semua berita serem yang biasa lo denger di media tentang UN, lo pada tau gak sih sebetulnya tingkat kelulusan UN itu seberapa besar? Percaya atau nggak, tingkat kelulusan UN SMA tahun 2014 yang lalu itu 99,52% sedangkan tingkat kelulusan UN SMK tahun 2014 itu sebesar 99,9%! Wuiih... tinggi banget yak? Ya memang! dari tahun ke tahun itu tingkat kelulusan SMA itu gede banget hampir pasti di atas 98%. Artinya peluang lo sebetulnya sangaaat keciiill untuk bisa sampe gak lulus UN SMA atau UN SMK. Cuma emang kita sama-sama maklumin aja kenapa para guru dan pihak sekolah kok malah fokus ngingetin lo buat belajar untuk UN, ya tentu karena tingkat kelulusan UN SMA/SMK (di sekolah masing-masing) itu jadi faktor yang signifikan dalam proses penilaian dan evaluasi kualitas sekolah yang bersangkutan.
Terus, gimana kabarnya dengan peluang masuk Universitas? Kalo kita ngomongin SBMPTN doang secara keseluruhan yah, pada Saringan SBMPTN 2014 yang lalu, cuma 104.862 siswa doang yang lolos dari total 664.509 peserta, artinya cuma sekitar 15,78% siswa yang lolos SBMPTN 2014! Sekarang lo bisa lihat kalo persentasenya jaauuuh bangeeet sama peluang lo (yang sangat gede banget) buat cuma sekedar lulus UN SMA/SMK. Nah, itu kan baru SBMPTN secara keseluruhan nih, terus kalo misalnya lo berminat untuk kuliah di jurusan & kampus favorit gimana dong? Okay, misalnya katakanlah lo mau masuk STEI ITB, persentase kelulusan SBMPTN 2014 dari STEI ITB itu hanyalah sebesar 5,53% doang! Iya, lo gak salah baca, emang cuma sekitar 5% doang yang lolos STEI ITB 2014, tepatnya cuma 162 orang dari total 2927 peminat yang mendaftarkan diri. Okay, terus gimana dengan universitas lain? Nih, untuk gua kasih bocoran data persentase peluang masuk (jumlah daya tampung/jumlah peminat) untuk Universitas Indonesia (jalur SNMPTN-SBMPTN-SIMAK). Buat yang penasaran tentang persentase dari universitas lain, lo bisa cari sendiri di google yak!


Lantas, apa point yang mau gua sampaikan di sini? Point gua adalah: Lo harus sadari dari sekarang bahwa tingkat kesulitan buat masuk universitas itu jaauuuh lebih tinggi daripada cuma buat sekedar lulus UN doang. Jadi saran gua simple aja, akan jauh lebih efektif buat lo untuk langsung fokus belajar buat SBMPTN dan Ujian Mandiri mulai dari sekarang daripada belajar dulu buat UN SMA baru abis itu mulai mikirin soal kuliah. Karena kalo lo sekarang ini malah belajar untuk kapasitas tingkat soal cuma selevel UN SMA/SMK, lo gak akan punya banyak waktu lagi buat belajar untuk soal-soal SBMPTN atau UM dengan tingkat kesulitan yang jauh lebih tinggi. Gua jamin deh kalo lo mulai dari sekarang fokus belajar untuk soal-soal SBMPTN dan Ujian Mandiri yang tingkat kesulitan soalnya jauh lebih tinggi daripada UN, lo pasti gak akan mengalami kesulitan yang berarti untuk lulus UN SMA dengan nilai yang oke.

12.Gak taktis waktu milih jurusan dan tempat kuliah.

Beberapa tahun yang lalu, Pressiwa punya satu murid alumni yang dari jauh-jauh hari bertekad buat masuk FK UI, sampai gua inget dia sempet ngomong:

"Pokoknya gua cuma mau masuk FK UI. Titik!"

Sampai-sampai di background screen hape dan laptopnya ditulis "Ayo semangat belajar buat demi mau masuk FK UI!", seolah-olah seluruh takdir hidupnya itu sebulat-bulatnya cuma buat masuk FK UI. Akhirnya anak itu pun gagal juga buat masuk FK UI (padahal aslinya pinter dan rajin lho!) cuma karena dia gak taktis buat nentuin jurusan dan tempat kuliahnya. Satu hal kesalahan fatal yang paling sering kejadian adalah kalo misalnya lo ngotot cuma mau masuk satu jurusan dan tempat kuliah doang dan berpikir kalo lo fokus sama satu target lo, maka peluang (dan alasan irasional lainnya) lo akan semakin besar untuk bisa masuk ke jurusan dan tempat kuliah idaman lo.

Lo tau gak berapa besar peluang masuk FK UI dengan jalur SBMPTN? Untuk jalur SBMPTN 2013 yang lalu tingkat peluang kelulusan adalah sebesar 1,47% saja! Sedangkan untuk jalur SIMAK UI, peluangnya lebih kecil lagi yaitu 0.85% doang! Sekarang lo bisa paham yah, maksud gua gak taktis itu gimana. Ini bukan maksudnya gua ngajarin lo gak jadi orang yang optimis yah, tapi gua mau coba bikin lo mikir lagi secara lebih realistis. Mungkin masih ada beberapa diantara lo yang mikir dengan mindset "Pokoknya kalo berusaha sekuat tenaga dan mati-matian gua pasti tembus FK UI!". Yah gua cuma mau ingetin aja kalo ada sekitar 10.000 peminat lain yang mikir hal yang sama persis juga kayak lo, tapi gak sampe 200 orang yang bisa lolos masuk.
Jadi yang pandangan seperti ini agak keliru >> "pokoknya kalo berusaha pasti bisa tembus FK UI!" tapijustru yang lebih tepat adalah "Kalo gua bisa jadi orang 1% orang yang paling cerdas dari semua pesaing gua, artinya gua emang layak masuk FK UI".
Dunia itu emang kejam bung! Saran praktis dari gua sih, lo jangan keras kepala buat masuk jurusan dan kampus yang lo inginkan, karena pada hakikatnya lo tuh kampus yang bagus di negeri ini bukan cuma UI, ITB, dan UGM. Masih buanyaak banget kampus top lainnya yang bisa membawa lo mendapatkan impian lo.
Jadi point gua di sini adalah, dalam memilih jurusan dan tempat kuliah, yang harus selalu jadi prioritas lo adalah JURUSAN kuliahnya dulu, bukan lo maunya kuliah di KAMPUS mana! Inilah yang harus lo camkan baik-baik. Sekarang gini deh, buat apa sih lo ngotot buat masuk satu jurusan dan tempat kuliah? Biasanya sih kalo lo milih satu kombinasi jurusan dan tempat kuliah doang (katakanlah FK UI) tanpa ngasih cadangan itu alesannya lebih karena gengsi (kan keren kalo gue anak FK UI), bukan karena betul-betul pengen jadi dokter yang ingin berkontribusi bagi masyarakat luas dan dunia medis.
Padahal kalo lo betul-betul tujuannya mau jadi dokter yang keren, bisa berkontribusi bagi masyarakat dan dunia medis, ada banyak banget pilihan lain yang bisa jadi alternatif pilihan lain, katakanlah FK Unpad, FK UGM, FK Brawijaya, FK Unair, FK Undip, dan masih banyak pilihan lainnya. Dengan lo (misalnya) keterima di FK Unair, dan emang niat lo fokus buat jadi dokter yang hebat, berkontribusi secara total sama ilmu lo, gua yakin lo gak akan kalah sama anak-anak yang kuliah di FK UI. Ini kebetulan aja gua ambil di pembahasan di atas contohnya FK yah, sebetulnya hal yang sama juga berlaku untuk jurusan lain, apa aja deh katakanlah arsitek, psikologi, ekonomi, pertambangan, informatika, dll.
Jadi, saran dari gua pada point yang terakhir adalah: Jangan pernah lo ngotot bertaruh untuk kuliah di Jurusan A dan HARUS di Universitas X, terus gak mau lihat alternatif lain. Itu adalah sikap nggak taktis yang bisa bikin lo gagal masuk universitas. Akan jauh lebih taktis kalo pertama-tama, lo pikirin dengan serius dulu jurusan yang lo mau ambil. Baru setelah pilihan jurusan lo mantep, lo pilih deh beberapa universitas terbaik yang membuka jurusan tersebut. Dengan begitu, strategi lo jauuuh lebih taktis sekaligus beberapa langkah lebih mateng daripada para pesaing lo di luar sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar